Rabu, 20 April 2016

Berjuang mewujudkan rumah impian

Perjuangan mewujudkan rumah impian bukanlah gampang, mungkin bagi orang lain begitu mudah mendapatkan rumah yang diimpikan. Namun tidak demikian bagi saya. Saya harus berjuang bersama istri dan anak-anakku untuk mewujudkan rumah impian itu. Paling tidak rumah impian itu sebagai tempat berteduh untuk melaksanakan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada saya. Saya sadar bahwa panggilan melayani Tuhan adalah sebuah panggilan yang mulia. Dalam kesetiaan melaksanakan pelayanan pekerjaan Tuhan, saya berusaha sesuai kemampuan yang TUHAN beri untuk mendapatkan sebuah rumah yang layak untuk menjadi tempat beristirahat. Puji Tuhan kerinduan itu dapat terwujud.

Dalam postingan terdahulu saya menampilkan suasana rumah saat banjir. Biasanya bulan Nofember sampai April saya harus siap sedia membersihkan rumah setelah banjir. Pengalaman itu berlangsung dalam beberapa tahun. Saya kemudian berdoa untuk membangun lantai atas untuk dapat berteduh ketika datang banjir. Puji Tuhan dapat terwujud. Saya bangun rumah berdasarkan kerja yang melelahkan. Saya berangkat ke kantor (Sekolah Teologi) pukul 07.00 dan bekerja dari pukul 08.00 - 17.00. Setelah pulang kantor, saya kerja secara online mulai pukul 19.00 -12.00. Rasanya sangat lelah, tetapi saya terus berjuang. Hasilnya yaitu saya dapat membangun ruang tersendiri sebagai antisipasi bila terjadi banjir. Berikut hasil karyaku.

Bagi warga yang daerahnya banjir, jalan satu-satunya adalah menguruk rumah atau membuat tingkat agar ada tempat untuk berteduh ketika terjadi banjir: Cara mengatasi:
Gambar 1: Persiapan seadanya untuk bekerja online di ruang baru yang masih dalam taraf penyelesaiaan. Saya kerja di atas jam 19.30 - 13.00
Gambar 2: Memanfaatkan tempat seadanya untuk menjadi meja dan kursi untuk bekerja secara online (memberdayakan kemampuan secara online) untuk mendapat rejeki secukupnya sesuai doa Bapa kami Gambar 5: Fasilitas kerja online: Laptop, Internet (modem) dan Pulsa rp 50.000,00
Gambar Modem yang saya pakai untuk bekerja secara online, dan pulsa yang saya pakai untuk menunjang kerja online. Kerja online bukan kerja mendadak kaya. Semua butuh proses. Saya bekerja menggunakan free weblog seperti blogspot dan wordpress. Berjuang mendapat penghasilan secara online juga tidak mudah, saya mulai kerja sejak tahun 2010 bulan April dan hasilnya baru saya rasakan tahun 2012.
Gambar 6 Hasil perjuangan beberapa tahun melalui kerja online. Saya katakan beberapa tahun. Jadi bukan instan, tidak ada kerja online yang langsung dapat hasil yang besar. Semuanya butuh proses. Jangan cepat dipengaruhi dengan tawaran instan, yang benar adalah proses. Saya alami dan bisa sering dengan pengunjung yakni saya kerja selama beberapa tahun melalui free weblog. Untuk mendapat hasil seperti ini saya membayar harga yaitu bekerja sampai larut malam, sering jari-jari saya tidak mampu lagi mengetik tapi terus berjuang. Saya memposting pengalaman saya dengan tujuan berbagi dengan mereka yang sedang dan akan mengalami pergumulan yang sama. Tetaplah setia melayani Tuhan Yesus Kristus. Jika ada peluang berdayakan kemampuan seperti rasul Paulus memberdayakan kemampuannya seperti membuat tenda. Hasil dari membuat tenda adalah dapat rejeki. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa kita bisa mendapat rejeki secara mujizat tetapi juga melalui kerja kita secara alamiah. TUHAN sudah memberi kemampuan entrepreneur (kewirausahaan) dalam diri setiap orang. Tetap semangat dalam perjuangan. Salam Yonas Muanley

0 komentar:

Posting Komentar